Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh:
Nama: Aprilia Wulandari
Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2016 A
NIM: 16188201021
STKIP PGRI PASURUAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2016 A
DESEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis menyusun makalah yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia” ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran.
Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya, dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mohon saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun, demi perbaikan isi dari makalah yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pembaca.
Pasuruan, 16 Desember 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) merupakan dua istilah yang dipakai untuk membedakan fokus aktiviitas guru dan pembelajar di kelas. Istilah pengajaran fokus aktivitas lebih banyak dilakukan oleh guru. Guru lebih banyak memeberi ceramah, menerangkan, memberi contoh, memberi latihan, memberi pekerjaan rumah, menguji dan sejenisnya. Sementara itu, pembelajar menuruti segala perintah guru. Pembelajar tidak diberi hak untuk berinisiatif dan berkreasi. Aktivitas pembelajar selalu bersifat normatif.
Sementara itu, istilah pembelajaran memberi fokus aktivitas lebih banyak dilakukan oleh pembelajar. Pembelajar diberi kebebasan untuk menyerap informasi dari berbagai sumber, mengumpulkan bahan dengan mengadakan wawancara, melaporkan hasil wawancara, mengadakan pengamatan, menganalisis, mensintetis, dan sejenisnya. Pembelajar diberi keleluasaan untuk berinisiatif dan berkreasi berdasarkan bakat, minat perhatian, dan motivasi mereka.
Pada saat pembelajaran berlangsung, gurulah yang bertanggung jawab terhadap kelas itu. hanya saja, jika guru dikelas memberikan porsi lebih besar kepada pembelajar, tidak berarti guru benar-benar mengambil porsi yang lebih kecil. Porsi guru lebih besar diambil diluar kelas sebelum mengajar. Mereka harus mempersiapkan materi pembelajaran, media pembelajaran, teknik dan strategi pembelajaran, dan sebagainya. Dengan demikian, begitu guru berada di kelas, pembelajar dapat diberi porsi lebih besar sehingga guru tinggal menjadi fasilitator, informator, motivator, dinamisator, moderator, administrator, dan sebagainya. Sebaliknya, jika guru mengambil di kelas porsi yang lebih besar, itu berarti guru sebelumnya tidak melakukan persiapan materi pembelajaran.
Semakin banyak pembelajar terlibat dalam proses belajar, maka mereka akan semakin banyak memperoleh kompetensi. Sebaliknya, semakin sedikit seorang pembelajar terlibat langsung dalam proses belajar, semakin sedikit kompetensi yang diperolehnya. Oleh karena itu, semua itu harus menggugah kesadaran kita, bahwa selama ini guru telah “menelikung” dan “mengebiri” hak-hak pembelajar selama berpuluh-puluh tahun di kelas. Kelas bukanlah tempat yang dirindukan pembelajar, tetapi kelas merupakan penjara yang membelenggu pembelajar.
Guru lupa bahwa inhibisi (kedala psikologis) merupakan faktor penyumbang terbesar kegagalan belajar pembelajar (Brown, 1980). Inhibisi itu berupa rasa malu, rasa takut, rasa cemas, rasa khawatir yang selalu menyelimuti diri pembalajar sebagai akibat adanya dominasi guru. Dalam paradigma baru, inhibisis harus dapat dikurangi sehingga kemandirian pembelajar, rasa percaya diri pembelajar semakin dapat berkurang.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian media pembelajaran?
2) Bagaimanakah dasar pengembangan media pembelajaran?
3) Apa saja macam-macam media pembelajaran?
4) Bagaimanakah penyediaan media pembelajaran?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui pengertian media pembelajaran.
2) Mengetahui dasar pengembangan media pembelajaran.
3) Mengetahui macam-macam media pembelajaran.
4) Mengetahui penyediaan media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Berkaitan dengan media, perlu dijelaskan perbedaan pengertiannya dengan alat pelajaran. Media pembelajaran adalah alat pelajaran yang telah diisi program pembelajaran. Misalnya, tape recorder yang dipergunakan untuk memutar kaset pembacaan puisi ketika seorang guru sedang membelajarkan pembelajar membaca puisi dengan intonasi yang benar. Tetapi, jika tape recorder sebagai alat visualisasi yang ditunjukkan kepada pembelajar “seperti apa tape recorder itu”, benda tersebut sebagai alat pembelajaran. Jadi, alat pelajaran adalah “perangkat kerasnya”, sedangkan media adalah “perangkat lunaknya” (program yang diusun untuk membawa pesan agar pesan sampai pada pembelajar).
Dengan kata lain, barang yang sama bagi seorang guru mata pelajaran tertentu dapat berfungsi sebagai media, sementara bagi guru mata pelajaran lain dapat berfungsi sebagai alat pelajaran. Tape recorder yang di dalamnya terdapat bermacam-macam komponen, bagi guru elektronika dapat berfungsi senagai media pembelajaran, karena guru elektronika ingin memperlihatkan komponen yang ada di dalamnya. Sementara itu, tape recorder bagi guru BI menjadi lat pelajaran ketika dipakai untuk memvisualkan kata “tape recorder”, dan berubah menjadi media pembelajaran ketika tape recorder dipergunakan untk memutar kaset yang berisi rekaman pembacaan geguritan.
Ada juga ynag berpendapat bahwa media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan kepada penerima pesan (Farida Mukti,2001:11).materi pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru adalah pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran dengan efektif dan efisien.
2.2 Dasar Pengembangan Media Pembelajaran
Seperti sudah diuraikan di atas bahwa media adalah alat pelajaran yang sudah diisi program, atau pebawa pesan yang berasal dari sumber pesan kepaa penerima pesan (Farida Mukti,2001:11). Program yang dimaksud adalah pesan berupa materi pembelajaran yang disusun untuk di sampaikan kepada pembelajar dalam berbagai bentuk sajian agar mudah diserap oleh pembelajar.
Proses transfer of knowlodge diawali dengan melalui indera manusia, yaitu mata, ttelinga, mulut, hidung, peraba, perasa (lidah). Semua itu akan menjadi input yang kemudian diproses dalam otak besar. Bila otak besar merasa cocok dengan input yang diterima, selanjutnya akan dikirim ke otak kecil untuk menjadi pengetahuan yang tidak mudah dilupakan. Sebaliknya, bila otak besar tidak merasa cocok, input itu akan cepat dilupakan. Hal ini disebut dengan istilah “pemnagkasan kognisi”.
Guru harus memiliki banyak cara agar sebanyak mungkin pembelajar dapat menyimpan hasil belajarnya ke dlam ingatan jangka panjang. Cara-cara itu antara lain: (a) menggunakan teknik tertentu yang bervariasi, (b) menggunakan strategi tertentu yang bervariasi, (c) menggunakan metode tertentu yang bervariasi, (d) menggunakan alat pelajaran yang bervariasi, (e) menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Dari sekian banyak cara itu, salah satu yang dibicarakan untuk membantu mempermudah penyerapan informasi bau ke dalam ingatan jangka panjang adalah menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.
Agar media pembelajran itu dapat efektif, ada banyak syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu: (a) harus sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dikembangkan, (b) harus sesuai dengan karakteristik pemebelajar, (c) harus disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia, (d) harus sesuai dengan ketersediaan sumber, (e) harus disesuaikan dengan ketersediaan dana, fasilitas, dan tenaga, (f) harus dipertimbangkan keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan media.
2.3 Macam-macam Media Pembelajaran
Ada berbagai sifat media pembelajaran, yaitu: (a) media berup garis, (b) media berupa gambar, (c) media berupa gerak, (d) media berupa tulisan, dan (e) media berupa suara. Masing-masing sifat ini dapat digabung satu sam lain, tergantung kemampuan guru dan syarat-syarat lain yang memungkinkan pemanfaatan media tertentu. Dari sifat-sifat itu, yang sekarang banyak dikenal orang adalah sifat media: (a) auditif, (b) visual, (c) audio visual.
Namun, karena perkembangan teknologi, masing-masing semakin bertambah macamnya. Rudi Bretz (dalam Basuki Wibowo, 2001) membuat klasifikasi jenis media lebih rinci sebagai berikut:
1) Media audio visual gerak
2) Media audio visual diam
3) Media audio visual semigerak
4) Media visual gerak
5) Media visual diam
6) Media audio
7) Media cetak
Meski klasifikasi di atas lebih rinci, namun dasarnya tetap saja hanya tiga yaitu, visual, auditif dan audio visual. Masing-masing tetap saja memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu, guru harus memperhitungkan berbagai aspek sebelum menentukan media yang akan dikembangkan.
2.4 Penyediaan Media Pembelajaran
1. Mengidentifikasi media yang sesuai dan mudah di kembangkan
Setelah berbagai aspek yang berkaitan dengan belajar-mengajar diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis media yang akan dikembangkan. Media pembelajaran yang akan dikembangkan tentu harus sesuai dengan karakter media yang dipilih serta kesesuaian media dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, ketersediaan media di tempat pembelajar belajar.
Seorang guru tidak boleh memilih media pembelajaran hanya atas dasar satu pertimbangan tertentu sehingga justru akan mempersulit tuga guru maupun proses belajar pembelajar. Prinsip pemilihan media adalah pertimbangan kemudahan dan ketersediaan media yang ada di sekitar pembelajar.
2. Mengembangkan media pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya ingin mengembangkan kompetens pembelajar. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kompetensi perlu penyerapan informasi berupa materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Tanpa penyerapan informasi secara baik, sangat sulit kompetensi dapat berkembang.
Media pembelajaran harus mampu membantu memudahkan penyerapan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjnag. Jika setiap informasi penting yang berkaitan dengan pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor dapat diserap dengan baik oleh pembelajar, kompetensi pembelajar akan mudah berkembang dengan baik juga.
Bagi guru yang bekerja di daerah perkotaan, media berbasis teknologi informasi (TI) sangat mudah disediakan dan dimanfaatkan oleh guru. Ada beberapa cara yang seharusnya mulai dikembangkan oleh para guru untuk mengembangkan media pembelajaran. Dengan berbasis TI, guru dapat menyiapkan materi pembelajaran melalui program power point dan dapat ditayangkan melalui LCD di kelas atau dapat di unggah melalui web site agar dapat di akses oleh pembelajar setiap saat.
Namun, bagi sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer atau internet, media pembelajaran dapat dibuat oleh guru sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah yang ada. Misalnya, seorang guru yang akan membelajarkan pembelajar agar mampu menguasai kesantunan berbahasa kepada pembelajar, guru dapat memilih dan mengembangkan media visual, seperti menggunakan tokoh wayang antara “ayah” dan “anak” yang di dialogkan sesuai dengan tingkat kesantunan tertentu.
Langkah konkret yang mudah untuk mempersiapkan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Persiapan materi yang akan dimediakan (memilih materi dan menentukan topik-topik inti materi)
b. Tentukan jenis media yang akan digunkan (visual, auditif, audio visual)
1) Bila media visual: buatlah ringkasan materi dalam bentuk bagan, skema, atau deskripsi.
2) Bila media auditif: siapkan teks yang akan direkam, siapkan narator yang akan direkam suaranya, lakukan perekaman di studio agar suara dapat jernih.
3) Bila media audio visual diam: siapkan berbagai gambar yang akan divisualkan, siapkan narator yang akan membacakan teks sebagai isian suara, padukan antara isian suara dengan tamplan gambar.
4) Bila audio visual gerak: buat skenario materi yang akan dimediakan, siapkan pelaku-pelaku yang akan memerankan tokoh pembawa pesan materi, lakukan pelatihan pemeranan pembawa pesan, pilih lokasi shoting (in door atau out door), siapkan kameramen lengkap dengan peralatannya, lakukan shoting, lakukan editing hasil shoting sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c. Gunakan hasil pengembangan media untuk melakukan pembelajaran di kelas.
d. Evaluasilah efektivitas penerapan media dalam mengembangkan kompetensi pembelajar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran dengan efektif dan efisien. Agar media pembelajran itu dapat efektif, syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu: (a) harus sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dikembangkan, (b) harus sesuai dengan karakteristik pemebelajar, (c) harus disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia, (d) harus sesuai dengan ketersediaan sumber, (e) harus disesuaikan dengan ketersediaan dana, fasilitas, dan tenaga, (f) harus dipertimbangkan keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan media.
Media juga memiliki berbagai macam jenis, antara lain: Media audio visual gerak, media audio visual diam, media audio visual semigerak, media visual gerak, media visual diam, media audio dan media cetak. Dalam menyediakan media pembelajaran, yang harus dilakukan ialah: (1) Mengidentifikasi media yang sesuai dan mudah di kembangkan, (2) Mengembangkan media pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Wibowo, Dr. Dan Dr. Farida Mukti, M.Si. 2001. Media Pengajaran. Bandung: C.V. Maulana.
Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJARo
The Wynn Hotel & Casino - Dr.MCD
BalasHapusThe 경상북도 출장안마 Wynn Hotel & Casino is a Wedding Venue in Las Vegas, Nevada, 경산 출장샵 United 광양 출장마사지 States, and provides 김포 출장마사지 a 김제 출장샵 Wedding Salons/Spas near you.