Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh:
Nama: Aprilia Wulandari
Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2016 A
NIM: 16188201021


STKIP PGRI PASURUAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2016 A
NOVEMBER 2017

1. Pengertian Kesalahan Berbahasa
Pembelajaran bahasa pada dasarnya adalah proses mempelajari bahasa. Dalam mempelajari bahasa tentu tidak luput dari kesalahan. Corder (1990:62) menyatakan bahwa semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput dari kesalahan. Ingatlah bahwa kesalahan itu sumber inspirasi untuk menjadi benar.
Kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis kesalahan siswa atau seseorang yang sedang mempelajari sesuatu, misalnya, bahasa. Bahasa itu bisa bahasa daerah, bahasa Indonesia, bisa juga bahasa asing. Kemampuan menguasai bahasa secara baik dapat dilakukan seseorang dengan cara mempelajarinya, yaitu berlatih berulang-ulang dengan pembetulan di sana-sini. Proses pembelajaran ini tentunya menggunakan strategi yang tepat agar dapat memperoleh hasil yang positif. 
Dalam kaitannya dengan pengertian analisis kesalahan, Crystal (dalam Pateda,1989:32) mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing dengan menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik. 
Tarigan (1990:68) juga mengatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu.
Kesalahan berbahasa itu bisa terjadi disebabkan oleh kemampuan pemahaman siswa atau pembelajar bahasa. Artinya, siswa memang belum memahami sistem bahasa yang digunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara sistematis. Kesalahan jenis ini dapat berlangsung lama bila tidak diperbaiki. Perbaikannya biasanya dilakukan oleh guru. Misalnya, melalui pengajaran remidial, pelatihan, praktik, dan sebagainya. Kadangkala sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajari. Bila tahap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang dipelajari ternyata kurang, kesalahan akan sering terjadi. Kesalahan akan berkurang bila tahap pemahamannya semakin baik. 

2. Kategori Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua(B2). Kesalahan berbahasa yang paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama(B1) dengan bahasa kedua(B2). Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau intervensi B1 pada B2. Dalam pengajar bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya: kurikulum, guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar, serta cara pengajar bahasa yang kurang tepat (tarigan,1997). Burt,Dulay, maupun Krashen(1982) membedakan wilayah (taksonomi) kesalahan berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan:
a. Taksonomi kategori linguistik
b. Taksonomi kategori strategi performasi
c. Taksonomi kategori komparatif
d. Taksonomi kategori efek komunikasi
Taksonomi kesalahan berbahasa, menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut: Taksonomi kategori linguistik membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan konsisten bahasa. Berdasarkan komoponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi:
a. Kesalahn tataran fonologi
b. Kesalahan tataran morfologi dan sintaksis
c. Kesalahan tataran semantik dan kata
d. Kesalahan tataran wacana
    Berdasarkan taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan kepada penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran bahasa kedua(B2). Pendeskripsian kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan atau dihubungkan dengan proses konigtif pada saat anak (siswa) memproduksi (merekonstruksi) bahasanya. Dalam kategori strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4 (empat) kesalahan. Berikut adalah keempat kesalahan kategori strategi performasi:
a. Penanggalan (omission), penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.
b. Penambahan (addition), penutur bahasa menambahkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam satu frase atau kalimat.
c. Kesalah bentukan (misfromation), penutur membentuk suatu frase atau kalimat  yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase atau kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah bahasa.
d. Kesalahan urutan (misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsur-unsur bahasa dalam suatu konstruksi frase atau kalimat di laur kaidah bahasa itu. Akibatnya frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa.

     Berdasarkan taksonomi komparatif, kesalahan dibedakan menjadi 3 (tiga) tataran kesalahan. Berikut adalah ketiga jenis kesalahan berdasarkan taksonomi komparatif:
a. Kesalahan interingual disebut juga kesalahan interferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh bahsa pertama(B1) terhadap bahasa kedua.
b. Kesalahan intralingual adalah kesalahan akibat perkembangan . kesalahan berbahasa bersumber dari penguasaan bahasa kedua (B2) yang belum memadai. Kesalahn ambigu adalah keslahan berbahasa yang merefleksikan kesalahan interingual dan intralingual. Kesalahan ini diakibatkan kesalahn interlingual dan intralingual.
c. Kesalahan unik adalah kesalahan bahasa yang tidak dapat dideskripsikan berdasarkan tataran kesalahan interlingual dan intralingual.

     Berdasarkan kategori efek komunikasi, kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi kesalahan lokal dan kesalahan bahasa global. Berdasarkan jenis penyimpangan bahasa, kesalahan lokal adalah keslahan konstruksi kalimat yang ditanggalkan (dihilangkan) salah satu unsurnya. Akibatnya proses komunikasi terganggu. Misalnya : penutur menggunakan kalimat atau tuturan janggal atau “nyeleneh” saat berkomunikasi. Adapun kesalahan bahasa global adalah tataran kesalahan bahasa yang menyebabkan seluruh tututran atau isi yang dipesankan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, menjadi tidak dapat dipahami. Akibat frase ataupun kalimat yang digunakan oleh penutur berada diluar kaidah bahasa manapun baik B1 maupun B2.

3. Sumber Kesalahan Berbahasa
     Dalam konteks ini sumber kesalahan itu adalah “ pergunakanlah bahasa indonesia yang baik dan benar kemudian dihubungkan dengan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah, itulah sumber yang utama untuk analisis kesalahan bahasa dalam sajian ini. Penyimpangan bahasa yang diukur berada pada tataran (wilayah) fonologi,morfologi,sintaksis,semantik dan wacana yang dihubungkan dengan faktor-faktor penentu dalam komunikasi. 

a. Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi bahasa indonesia antara lain: fonem,diftong,kluster dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada tataran berikut:
1) Fonem/c/ diucapakan menjadi/se/.
2) Fonem/f/ diucapkan menjadi /p/. 
3) Fonem/z/ diucapakan menajadi /j/. 
4) Fonem /z/ menajadi /s/. 
5) penghilangan fonem/k/.

b.  Analisis kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi
      Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi bahasa Indonesia,antara lain:
1) Salah penentuan bentuk asal.
2) Fonem yang luluh tidak diluluhkan.
3) Fonem yang tidak luluh  diluluhkan .
4) Penyingkatan morfem men-, meny-, meng-, dan menge-menjadi n, ny,ng, dan nge-
5) Perubahan morfem ber-, per-, dan ter- menjadi be-, pe-, dan te-
6) Penulisan morfem yang salah.
7) Pengulangan yang salah
8) Penulisan kata majemuk yang serangkai
9) Pemajemukan berafiksasi
10) Pemajemukan dengan afiks dan sufiks
11) Perulangan kata majemuk

c. Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis
1) Penggunaan kata perangkaian, dari, 2) pada, daripada, kepada, dan untuk.
2) Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
- Kalimat tidak efektif.
- Kalimat tidak normatif.
- Kalimat tidak logis.
- Kalimat rancu.
- Kalimat ambigu.
- Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.

d. Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik
1) Akibat gejala hiperkorek.
2) Akibat gejala pleonasme.
3) Akibat bentuk ambiguitas.
4) Akibat diksi (pemilihan kata).

e. Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran wacana
1) Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi.
2) Akibat sebuah struktur sebuah paragraf.
3) Akibat pengabungan paragraf.
4) Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
5) Akibat pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
6) Akibat pemilihan topik (isi) paragraf yang tidak tepat.
7) Akibat tidak kecermatan dalam perujukan.
8) Akibat penggunaan kalimat dalam paragrafyang tidak selesai.
4. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa
     Berdasarkan sumbernya ,kesalahan bahasa itu berada pada tataran antara lain :
a. linguistik (kebahasaan) 
b. kegiatan berbahasa
c. jenis bahasa yang digunakan
d. penyebab kesalahan
e. frekuensi kesalahan berbahasa 
  Penyebab kesalahan berbahasa adalah kontak bahasa yang terjadi dalam diri dwibahasawan yang menyebabkan saling  pengaruh antara unsur-unsur bahasa itu (B1 B2). Itulah tujuan  mempelajari sajian ini .dalam kontak bahasa (B1 dan B2), terjadi transfer unsur-unsur bahasa . Apabila unsur-unsur bahasa yang di transfer itu menjadikan siswa mudah dalam proses pemerorehan dan pengajaran bahasa maka itu disebut transfer positif . Apabila unsur-unsur bahasa yang di transferkan itu menjadikan siswa kesulitan dan salah dalam berbahasa maka itu disebut transfer negatif atau interferensi. Jadi interferensi adalah salah satu penyebab siswa mendapatkan kesulitan dan kesalahan atau kekhilafan dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa (B2).

5. Metode Analisis Kesalahan Berbahasa
     Tigan (1997) mengajukan modifikasi langkah-langkah analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data kesalalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa
b. Mengidentifikasi kesalahan berdasarkan tataran kebahasaan misalnya: kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan sintaksis.
c. Memperingkat atau atau merangking kesalahan.
d. Menjelaskan keadaan. Menjelaskan apa yang salah, penyebab kesalahan, dan cara memperbaikinya.
e. Memprediksi tataran kebahasaan yang  rawan kesalahan.
f. Mengoreksi kesalahan. Memperbaiki kesalahan yang ada, mencari cara yang tepat untuk mengurangi dan kalau dapat menghilangkan kesalahan itu.

6. Model Analisis Kesalahan Berbahasa
  Model-model analisis kesalahan berbahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Tarigan (1997) dalam buku analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut:
a. Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi.
  Penyebab kesalahan berbahasa di bidang fonologi :
• Kesalahan pengucapan fonem
Misalnya:
- Fonem /a/ diucapkan /e/         contoh  mengupayakan  – mengupayaken
- Fonem /i/ diucapkan /e/          contoh   keliru              _ keleru
- Diftong /au/ diucapkan /o/      contoh danau                _ dano
• Penghilangan fonem
Misalnya:
- Hilang – ilang
- Haus   -  aus
• Penambahan fonem
Misalnya:
- Gaji   - gajih
- Biji    - bijih
• Kesalahan dalam meletakkan jeda
• Kesalahan dalam pemenggalan atas suku kata

b. Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi
  Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi sebagian besar berkaitan dengan bahasa tulis.
Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi disebabkan oleh berbagai hal yaitu dapat dikelompokkan menjadi:
• Afiksasi
- Kesalahan berbahasa karena salah menentukan bentuk asal 
Salah                                                   Benar
Himbau                                                imbau
Trap                                                     terap

- Fonem yang seharusnya luluh dalam proses afikasi tidak diluluhkan: 
Salah                                                   Benar
Mentabrak                                           menabrak
Mentertawakan                                   menertawakan

- Fonem yang tidak luluh diluluhkan
Salah                                                   Benar
Memitnah                                            memfitnah
Memotokopi                                        Memfotocopi

- Penyingkatan Morf men-,meny-, meng-,
Morf  men- disingkat menjadi n.
Salah                                             Benar
Natap                                            menatap
Nari                                               menari
Morf meny- disingkat n.
Salah                                             Benar
Nyambal                                        menyambal
Nyuruh                                          menyuruh
Morf meng- disingkat ng.
Salah                                             Benar
Ngarang                                        mengarang
Ngambil                                        mengambil
Morf menge- disingkat nge.
Salah                                             Benar
Ngelap                                           mengelap
Ngelas                                           mengelas

- Perubahan morfem ber-, per-, dan ter-, menjadi be-, pe-, dan te-
- Penulisan morfem yang salah
- Perulangan yang salah 
Contoh:
Salah                                                   Benar
Kuda kuda                                          kuda-kuda
Rumah rumah                                      rumah-rumah

- Reduplikasi
Kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang diulang.
Contoh: 
Salah                                                   Benar
Mengemas–kemasi                              mengemas-ngemas

Bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanya sebahagian yang diulang
Contoh: 
Salah                                                   Benar
Kaki-kaki tangan                                 kaki tangan-kaki tangan

- Gabungan kata atau kata majemuk
Gabungan kata yang seharusnya dituliskan serangkai dituliskan tidak serangkai
Contoh:
Matahari ( benar )  ditulis mata hari (salah)
Kata majemuk yang seharusnya ditulis terpisah ditulis serangkai
Contoh:
Salah                                                   benar
Rumahsakit                                         rumah sakit
Matapelajaran                                      mata pelajaran

Pengulangan kata majemuk yang salah
Contoh:
Salah                                                   Benar
Mata-matahari                                     matahari-matahari
Segi-segitiga                                        segitiga-segitiga

• Model analisis kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis
- Penggunaan kata perangkaian, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
1) Kalimat tidak efektif.
2) Kalimat tidak normatif.
3) Kalimat tidak logis.
4) Kalimat rancu.
5) Kalimat ambigu.
6) Kalimat pengaruh struktur bahasa asing.

• Model kesalahan berbahasa dalam tataran semantik
1) Akibat gejala hiperkorek.
2) Akibat gejala pleonasme.
3) Akibat bentuk ambiguitas.
4) Akibat diksi (pemilihan kata).

• Model kesalahan berbahasa dalam tataran wacana,antara lain:
1) Akibat syarat-syarat paragraf tidak dipenuhi.
2) Akibat sebuah struktur sebuah paragraf.
3) Akibat pengabungan paragraf.
4) Akibat penggunaan bahasa dalam paragraf.
5) Akibat pengorganisasian isi (topik-topik) dalam paragraf.
6) Akibat pemilihan topik (isi) paragraf yang tidak tepat.
7) Akibat tidak kecermatan dalam perujukan.
8) Akibat penggunaan kalimat dalam paragrafyang tidak selesai


DAFTAR PUSTAKA
Ardiana, Leo Indra dkk. 2001. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung. Angkasa
Https://www.slideshare.net/mobile/AnasSetiaji/makalah-analisis-kesalahan-berbahasa-indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa