PROSES PEMEROLEHAN BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA

PROSES PEMEROLEHAN BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA

Disusun Oleh:
Nama: Aprilia Wulandari
Prodi: Pendidikan Bahasa Indonesia 2016 A
NIM: 16188201021

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pembimbing:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd



STKIP PGRI PASURUAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2019


        Belajar bahasa kedua terjadi pada masyarakat multilingual, yakni pada saat peserta didik harus mulai belajar bahasa kedua untuk dapat berkomunikasi antar daerah, antar provinsi atau lingkungan masyarakat pembatasan. Selpama dua abat terakhir, penggunaan terminology linguistic sosiolinguistik, anthropological linguistics dan psycholinguistics telah mengubah definisi dan korpus kerja mengenai bahasa sebelumnya. Ilmu-ilmu bahasa membantu pembentukan kebijakan tentang bahasa dan perencanaannya dan pengembangan bahasa ibu (notive language) serta pendidikan bilingual tentang sifat-sifat bahasa dapat dinyatakan bahwa bahasa sekaligusmempunyai banyak fungsi pada saat yang bersamaan:
1. Alat-alat dasar dari seorang individu;
2. Tanda-tanda dari aktivitas;
3. Alat untuk mengatur dan menafsirkan dunis sekitarnya.
        Teknik-teknik analisis linguistik dan sosiolinguistik dapat digunakan untuk membantu menyesuaikan kurikulum dan metode dengan sususnan sosio-kultural dan kebahasaan.

1. ISU SUBSTANSI BAHASA
          Isu yang berkaitan dengan subtansi bahasa meliputi transfer bahasa, masukan (input), dan variabelitas. Fenomena transfer bahasa menjdi focus kajian para ahli pengajaran bahasa kedua maupun pada awal permulaan perkembangan pemerolehan bahasa kedua maupun pada awal permulaan perkembangan cabang ilmu ini.
  Bahasa antara (interlanguage) bervariasi, seperti halnya bahasa yang alami. Variabelitas sinkrons (antar waktu) lazim dijumpai dalam bahasa pembelajar. Terjadinya variabilitas sinkronis dapat dirangkan dengan pendekatan sosiolinguistik, yaitu bahwa variabelitas itu mengikuti pola deretan gaya bahasa. Variabelitas juga bisa terjadi kerna berbagai alasan :
a.  Pembicara melakukan penyesuain terhadap lawan bicaranya.
b.  Faktor-faktor sosiolinguistik situasi formal dan informal.
c. Kuantitas waktu untuk merencanakan pembicaraan dan lain-lain.



2. PENGERTIAN PEMEROLEHAN BAHASA

          Pemerolehan bahasa diartikan sebagai periode seorang individu memperoleh bahasa atau kosakata baru. Pemerolehan bahasa sangat ditentukan oleh interaksi rumit anatara aspek-aspek kematangan biologis, kognitif, dan sosial. Slobin (dalam tarigan, 1988) mengemukakan bahwa setiap pendekatan modern terhadap pemerolehan bahasa akan menghadapi kenyataan bahwa bahasa dibangun sejak semula oleh anak memanfaatkan aneka kapasitas bawaan sejak lahir yang beraneka ragam dalam interaksinya dengan pengalaman-pengalaman dunia fisik dan sosial.

3. RAGAM PEMEROLEHAN BAHASA
           Tarigan (1988) menjelaskan bahwa ragam pemerolehan bahasa dapat ditinjau dari sudut pandang :
a. Berdasarkan bentuk
b. Berdasarkan urutan
c. Berdasarkan jumlah
d. Berdasarkan media
Berdasarkan keaslian

4. PERENCANAAN BAHASA PERTAMA DALAM PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
            Bahasa pertama berpengaruh terhadap bahasa kedua apabila bahasa kedua dipelajari oleh seseorang setelah ia menguasiai bahasa pertama hal ini disebabkan, selama ini ia belum mendapatkan stimulus bahasa kedua selama itu pula ia memegang aktivitas bahasa pertamanya. Menurut lado “pemerolehan bahasa kedua sedikit banyak keberhasilannya ditentukan oleh peserta didik. Teori ini berhipotesis bahwa keadaan bahasa yang telah dikuasai oleh peserta didik berpengaruh terhadap pemerolehan bahasa sedang di pelajari atau berusaha di kuasainya.



5. PENGAJARAN BAHASA KEDUA 

          Pengajaran bahasa kedua di Indenesia secara formal dimulai ketika pendidikan dasar, dan ketika  anak memasuki pendidikan menengah pertama pada usia 13 th untuk bahasa asing. Istilah interferensi pertama kali digunakan untuk menyebutkan adanya perubahan system ehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Penutur bilingual adalah penutur yang menggunakan bahasa secara bergantian; dan penutur multilingual adalah penutur yang dapat mengunakan bahasa secara bergantian.

6. PENGARUH BAHASA PERTAMA TERHADAP PROSES BELAJAR BAHASA KEDUA
           Bahasa pertama berpengaruh terhadap proses penguasaan bahasa kedua. Keadaan linguistik bahasa pertama penting artinya bagi usaha menentukan strategi pembelajaran yang dipikirkan efektif oleh peserta didik dalam transferisasi. Belajar bahasa kedua adalah belajar mentransfer bahasa baru diatas bahasa yang sudah ada.


7. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA 

            Proses yang terajdi bukanlah sebuah kesalahan pembelajaran, namun sebuah realitas pembelajaran yang hidup disebagian besar keluarga di Indonesia.

8. PENGARUH LINGKUNGAN KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA KEDUA 
           Lingkungan kelas yang dimaksud di sini adalah lingkungan belajar berbahasa yang sengaja diciptakan secara formal, yaitu pengajaran bahasa yang dibimbing oleh seorang pengajar atau tutor bahasa.
           Lingkungan kelas sebagai salah satu lingkungan belajar bahasa yang disadari benar mempunyai sumbangan tertentu terhadap pemerolehan bahasa kedua, yaitu antara lain mebuat peserta didik lebih dapat bervariasi dalam menggunakan bahasanya secara lebih akurat dilihat dari kebenaran kaidahnya dan penyajian kaidah tatbahasa.
           Ciri-ciri pengajaran bahasa lingkungan kelas:
a. Bersifat artisifial dan ekplisit
b. Diarahkan untuk melakukan aktivitas bahasa yang menampilkan kaidah-kaidah behasa yang telah dipelajarinya.
c. Merupakan bagian dari keseluruhan pengajaran bahasa di sekolah atau kelas.



9. PENGARUH LINGKUNGAN DI LUAR KELAS TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA KEDUA

            Pengaruh lingkungan di luar kelas terhadap hasil belajar bahasa kedua  dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :lingkunagn yang sengaja diciptakan dan lingkungan bahasa yang hadir secara alamiah. Lingkungan di luar kelas adalah segala hal yang didengar dan diamati oleh peserta didik sehubungan dengan bahasa kedua yang sedang dipelajarinya. Sifat khas lingkungan kelas yang berpengaruh terhadap kecepatan kelas belajar dan kualitas hasil belajarnya dipengaruhi oleh empat faktor:
a. Sifat kealamiahan bahasa sasaran
b. Cara peserta didik dalam berkomunikasi dalam bahasa kedua
c. Ketersedian model yang bisa ditiru untuk berbahasa
d. Ada lingkungan baerbahasa yang kelasnya mendukung komunikasi

10. PENGARUH UMUR TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR BAHASA KEDUA
             Faktor-faktor yang datanghnya dari individu dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu factor dalam dan dua.

11. FAKTOR, SIKAP, MINAT, DAN KEBIASAAN MEMBACA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
            Faktor kebiasaan telah di utaran oleh berbagai ahli dan praktis pengajaran bahasa di dunia, baik di dalam forum resmi pendidikan maupun dalam studi-studi infermal:
a. Konsep tentang Sikap dalam Pembelajaran Bahasa
b. Konsep tentang Minat dalam Pembelajaran Bahasa
c. Konsep tentang Kebiasaan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa