Jenis-Jenis Asesmen dalam Pembelajaran Bahasa

JENIS-JENIS ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


Disusun Oleh:
Nama: Aprilia Wulandari
Prodi: Pendidikan Bahasa Indonesia 2016 A
NIM: 16188201021

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing:
M. Bayu Firmansyah, M.Pd



STKIP PGRI PASURUAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

A. ASESMEN BERBENTUK TES
Asesmen dalam evaluasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berupa tes dan nontes. Tes adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes (perorangan atau kelompok) sehingga menghasilkan skor tentang prestasi atau tingkah laku peserta tes, yang dibandingkan dengan nilai standar tertentu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Kriteria Cara Mengerjakan, dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut: 
1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk tertulis, baik berupa pilihan maupun isian.
2. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk lisan, yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan seseorang atau beberapa penguji.
3. Tes Perbuatan
Tes perbuatan adalah tes bahasa yang menghendaki jawaban peserta tes dalam bentuk penampilan atau perbuatan atau kinerja (Performance). Ada beberapa janis Tes Perbuatan, antara lain:
- Tes Paper and Pencil: tes yang mengukur kemampuan siswa dalam menampilkan karya.
- Tes Identifikasi: tes yang mengukur kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sesuatu hal.
- Tes Simuluasi: tes yang mengukur penguasaan keterampilan siswa dengan bantuan peralatan tiruan atau seolah-olah menggunakan suatu alat.
- Tes Petik Kerja: tes yang mengukur penguasaan atau keterampilan siswa dengan meggunakan alat yang sesungguhnya.

Berdasarkan Berdasarkan Cara Menjawab Tes, dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut: 
1. Tes Objektif
Tes bahasa objektif adalah tes bahasa yang cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pada tes semata-mata dinyatakan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan, jawaban yang benar pada tes objektif, tidak ada alternatif jawaban benar lainnya. Tes objektif secara umum hanya mampu menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan) dan memahami saja. Tes objektif memiliki kelemahan, yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar, maka peserta didik akan menerka. Yang termasuk dalam tes bahasa objektif adalah adalah sebagai berikut:
- Benar-Salah (True-False):
yaitu tes yang meminta peserta tes untuk menentukan apakah pernyataan itu benar atau salah.
- Menjodohkan (Matching):
yaitu tes yang meminta peserta tes untuk menjodohkan atau memasangkan pernyataan-pernyataan yang ada pada kelompok pertama dengan pernyataan-pernyataan yang ada pada kelompok kedua.
- Pilihan Ganda (Multiple Choise):
yaitu tes yang meminta peserta tes untuk memilih jawaban yang paling tepat dari alternatif jawaban yang telah disediakan.

2. Tes Non-objektif
     Tes bahasa non-objektif adalah tes bahasa yang cara menjawab pertanyaan-pertanyaan pada tes dengan menyebutkan atau menjelaskan berupa uraian tentang hal-hal yang sudah dipelajari. Peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk kata/frase/kalimat/uaraian/bebas secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, mislnya mengemukakan pendapat, berfikir logis, dan menyimpulkan. Yang termasuk dalam tes bahasa non-objektif adalah adalah sebagai berikut:
- Isian (Melengkapi):
yaitu soal yang meminta peserta tes untuk mengisi pernyatan yang belum lengkap, yang biasanya berupa kata atau kelompok kata.
- Jawaban Singkat:
yaitu soal yang meminta peserta tes untuk menjawab pertanyaan berupa kata, kelompok kata, atau kalimat pendek.
- Soal Uraian:
yaitu suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentk uraian tertulis.

Berdasarkan Taksonomi Bloom menyangkut tiga ranah atau domain sebagai berikut:
- Ranah Kognitif
     Ranah kognitif mencakup kegiatan otak. Ranah kognitif yaitu segala upaya yang menyangkut aktifitas otak termasuk ranah proses berfikir. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir yaitu (a) pengetahuan/ingatan/hafalan, (b) pemahaman, (c) aplikasi/penerapan, (d) analisis, (e) sintesis, dan (f) evaluasi.
- Ranah Afektif
     Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaaan belajar, dan hubungan sosial. Beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar meliputi: (a) menerima, (b) menanggapi, (c) penilaian, (d) mengorganisasikan, dan (e) karateristik nilai/menjadikan pola hidup.
- Ranah Psikomotorik
     Ranah psikomotor dalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas otak, fisik,/gerakan-gerakan anggota badan. Hasil belajar yang bersifat psikomotoris adalah keterampilan-keterampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami peristiwa belajar. Keterampilan gerak tersebut senantiasa dikaitkan dengan gerak keterampilan atau penampilan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Beberapa jenis kategori psikomotor adalah (a) imitasi yaitu kegiatan yang mengamati dan menentukan pola perilaku orang lain dan menirukanya, (b) manipulasi, yaitu kegiatan yang menuntut agar peserta didik mampu melakukan kinerja tertentu dengan mengikuti instruksi dan latian, (c) presisi, kegiatan yang menuntut agar peserta didik mampu memperhalus konerja untuk menjadi lebih presisi, (d) artikulasi, yaitu kegiatan mengoordinasi serangkaian aksi mencapai harmoni dan konsistensi internal, dan (e) natiralisasi, yaitu tuntutan agar peserta didik memiliki level kinerja yang tinggi, kinerja telah alami dan tampak berpikir.

B. ASESMEN BERBENTUK NON-TES
Asesmen nontes adalahdigunakan untuk mengukur kompetensi secara mandiri dan dapat pula digunakan sebagai pelengkap alat lain dalam rangka mengungkapkan: keterampilan, kebiasaa-kebiasaan belajar, sikap, minat, motivasi, apresiasi, ataupun penyesuaian. Jenis asesmen nontes tersebut adalah sebagai berikut:
1. Asesmen Unjuk kerja
Asesmen unjuk kerja merupakan asesmen yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu yang berbentuk praktik. Guru dapat melakukan penilaian ketika dia membiarkan siswa menyelesaikan tugasnya. Guru harus mampu mengubah metode pembelajaran agar siswa-siswa lebih berorientasi pada tugas.
2. Asesmen Portofolio
Dalam hal penilaian, portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan hasil karya seseorang, baik dalam bentuk tertulis, karya seni, maupun berbagai penampilan yang tersimpan dalam bentuk kaset video atau audio. Portofolio dibedakan menjadi tiga macam yaitu: (a) Portofolio proses, (b) Portofolio Pameran, dan (c) Portofolio Refleksi.
3. Asesmen Proyek
Asesmen merupakan terjemahan dari kata portfolio yang berarti kumpulan berkas atau arsip yang disimpan dalam bentuk jilidan atau map. Asesmen proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Asesmen proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran terstentu secara jelas.
4. Asesmen Produk
Asesmen produk atau hasil kerja siswa adalah penilaian terhadap penguasaan siswa akan suatu keterampilan dalam membuat suatu hasil kerja dan kualitas hasil kerja siswa. Asesmen produk meliputi penilaian peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Dalam bidang bahasa, misalnya siswa diberi tugas membuat mading yang berisi beragam puisi dan cerpen.
5. Asesmen Diri
Asesmen diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses, dan tingkat pencapaian yang dipelajarinya. asesmen diri memberi peluang kepada siswa untuk mengatur belajarnya dan menghargai kemajuan yang dibuatnya secara mandiri.
6. Asesmen Teman Sejawat
Asesmen teman sejawat merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal. Asesmen sejawat memanfaatkan teman sebagai penilai.
7. Asesmen Sikap
Asesmen sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah (a) sikap terhadap materi pelajaran, (b) sikap terhadap guru atau pengajar, (c) sikap terhadap proses pembelajaran, dan (d) sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: (a) observasi perilaku, (b) pertanyaan langsung, dan (c) laporan pribadi.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa

Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia